Selasa, 16 November 2010
Percantik Hunian dengan Pagar Hidup
Posted by Edy Dailami on 07.23
PAGAR rumah tidak harus bermaterial keras seperti besi, beton, batu, atau aluminium yang masif dan kaku. Material lunak seperti tumbuhan pun bisa dimanfaatkan menjadi pelindung rumah.
Menurut arsitek lansekap Nirwono Yoga, sebagai wajah rumah, pagar harus tampil menarik karena akan mencerminkan keseluruhan tampilan hunian. "Kalau pagarnya saja tidak menarik, tampilan rumah pun jadi kurang menarik," kata Nirwono.
Elemen terdepan pada hunian ini sangat penting, baik secara fungsional maupun estetika. Kehadiran pagar tanaman khususnya, selain memberi tampilan yang berbeda dengan nuansa hijau, dapat pula mengantarkan atmosfer alamipada fasad rumah. Pagar tanaman pun memiliki fungsi ekologis.
Karena itu, sebelum mengaplikasikan tanaman sebagai pagar, ada dua hal yang menjadi pertimbangan. Pertama, tanaman bukan merupakan pagar masif. Pagar tanaman sifatnya semipermanen. Untuk menjadikannya pagar, tanaman ini bisa dikombinasikan dengan pagar besi, kayu, atau tembok. Kedua, pertimbangkan fungsi pagar yang ingin ditampilkan, apakah ingin menonjolkan fungsi estetika, hanya sebagai pengaman, atau ekologis (untuk meredam kebisingan dan menyerap polusi). Fungsi ini nantinya akan memengaruhi Anda dalam memilih jenis tanaman dan perawatannya. Sebab, tanaman merupakan makhluk hidup yang terus tumbuh dan berkembang, sehingga memerlukan perawatan ekstra jika menginginkan tampilannya tetap natural dan menawan. Meski demikian, jangan khawatir karena untuk menjadikan tanaman sebagai pagar sebenarnya tidak sulit dan mahal; tinggal bagaimana Anda menyiasatinya.
"Jangan memilih tanaman pangkas karena tanaman itu memerlukan maintenance yang tinggi," kata Nirwono.
Jika salah memilih jenis tanaman, Anda harus rela menerima konsekuensinya. Anda harus mau melakukan perawatan plus terhadap pagar hijau Anda itu dengan cara rutin memangkasnya dua minggu sekali, agar mendapatkan tampilan pagar yang tetap pada model sebelumnya, yakni rapi dengan tinggi yang sama dan tidak berantakan.
Untuk memudahkan perawatan pagar hidup, pilih jenis tanaman yang tidak perlu dipangkas, seperti jenis tanaman puring yang memiliki beragam varian bunga dan daun, tanaman hijau seperti perdu, serta tanaman berbunga indah seperti bunga sepatu.
Pagar hidup ini memiliki banyak kelebihan, apalagi bagi Anda yang termasuk pencinta tanaman, karena dapat memilih dan mengkreasikan sendiri jenis tumbuhan, tinggi-rendahnya, dan bentuk tanaman yang ingin dijadikan pagar. Kendati demikian, sebaiknya Anda menentukan dulu bentuk tampilan pagar itu.
Nirwono menyarankan sebaiknya bentuk pagar dan jenis tanaman diselaraskan dengan konsep taman serta arsitektur rumah Anda, sehingga tercipta harmonisasi dalam keseluruhan hunian. Misalnya untuk rumah tropis, Anda bisa memilih tanaman berbunga indah seperti bunga sepatu dan kemuning atau tanaman berdaun seperti puring. Sementara itu untuk rumah modern, Anda bisa memilih tanaman yang simpel, seperti jenis bambu-bambuan.
Mengenai tinggi-rendahnya, tinggi optimal pagar 1,5 meter, sedangkan panjangnya disesuaikan dengan lebar halaman. "Misalnya lebar halaman 10 meter, maka lebar pagar cukup 5-7 meter dengan tebal tanaman antara 30-50 cm. Namun, semakin tebal tanaman akan makin meredam kebisingan," cetusnya.
Selain itu, tinggi-rendahnya tanaman pagar menandakan sifat dari penghuninya. Pagar tanaman yang rendah memberi kesan bahwa penghuninya adalah orang yang terbuka, suka bersosialisasi, dan ramah. Sementara itu, pagar yang tinggi menunjukkan si empunya merupakan orang yang tertutup dan tidak suka diganggu kehidupan pribadinya.
Selain itu, pagar yang tinggi juga menandakan pemiliknya memperhatikan keamanan pada huniannya. Meski sudah ada peraturan pemerintah, khususnya DKI Jakarta, yang menyatakan bahwa ketinggian pagar tidak boleh menutupi rumah, yakni maksimal 1,5 meter untuk lingkungan perumahan, namun untuk rumah yang berada di tepi jalan raya atau pasar, peraturan itu tidak berlaku karena alasan keamanan.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar