Krisis energi terutama energi yang bersumber dari energi fosil seperti minyak tanah memicu munculnya energi alternatif baru yang menjadi kebutuhan sehari-hari terpenuhi. Disamping itu harga minyak tanah dan gas elpiji terlalu mahal bagi kebanyakan masyarakat indonesia. Belum lagi masalah keamanan yang diberikan dalam penggunaan gas elpiji terutama gas 3 kilogram yang selalu menimbulkan kehawatiran akibat kebocoran tabung.
Tingginya harga minyak tanah dan gas elpiji saat ini merangsang sejumlah warga untuk kreatif. Di Kelurahan Balu Werti, Kediri, Jawa Timur warga membuat biogas dari kotoran manusia dimana kualitas api yang dihasilkan tidak kalah dengan gas elpiji.
Skema pembuatan energi biogas
Kelurahan Balu Werti, Kediri, Jawa Timur termasuk wilayah kumuh dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Sebagian besar warganya tidak memiliki kamar mandi didalam rumah. Untuk memenuhi kebutuhan mandi, cuci dan kakus (MCK), warga memanfaatkan sanitasi masyarakat atau Sanimas.
Ditengah tingginya harga minyak tanah dan gas elpiji saat ini keberadaan Sanimas yang dibangun tahun 2004 memberikan nilai lebih. Pasalnya kotoran manusia di Sanimas ini diolah menjadi biogas. Bahkan kualitas biogas ini tidak kalah dari kualitas gas elpiji.
Saat ini baru 6 keluarga yang memanfaatkan biogas untuk kebutuhan sehari-hari. Dalam sebulan setiap warga hanya dipungut iyuran 20 ribu rupiah. Jauh lebih hemat jika menggunakan minyak tanah yang sebulan mencapai 70 ribu rupiah.
Meski dihasilkan dari kotoran manusia, Jika melihat dari kualitas biogas yang dihasilkan tidak usah merasa jijik memanfaatkan biogas untuk memasak.
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar