Energiterbarukan.net- Negara Cina, telah tumbuh menjadi kekuatan baru industri dunia, bahkan diprediksi pada 2020 negeri tirai bambu ini bisa menggeser posisi Amerika Serikat (AS) yang selama ini dikenal dengan negara adidaya.
Tumbuhnya Cina menjadi salah satu negara yang perekonomiannya tumbuh pesat, tidak terlepas dari pasokan energi yang melimpah baik energi konservatif maupun terbarukan.Bahkan lembaga konsultan Ernst&Young (EY), mengumumkan hasil riset yang cukup mengejutkan beberapa hari lalu, untuk riset pertriwulan Cina dapat menggeser posisi AS sebagai negara yang memiliki daya tarik investasi di bidang energi terutama energi terbarukan.
Tidak heran, karena pemerintahnya memang sedang bergairah mendorong pengembangan energiterbarukan guna mencapai target menggunakan 20 persen energi terbarukan pada 2020.Seperti dikutip dari situs www.renewableenergyworld.com diketahui, bahkan berani memasang target, pada lima tahun mendatang bisa menjadi pemimpin pasar global di sektor energi angin.
Wajar saja, pasalnya sejak terbitnya peraturan untuk energi terbarukan pada 2006 dimana didalamnya terdapat kebijakan feed in tarif, pertumbuhan rata-rata pembangkit energi angin mencapai 100 persen.
Selain itu, sejak tahun 2009, pemerintah Cina memperkenalkan feed in tarif alam struktur tarif bagi tenaga listrik angin, yang akan berlaku untuk jangka waktu operasi angin keseluruhan. Feed in tarif dalam struktur tarif telah menetapkan empat kategori yang berbeda dari tarif tergantung pada sumber daya angin kawasan tertentu's, mulai dari 0.51 yuan/kWh, 0.61 yuan/kWh.
0 komentar:
Posting Komentar